Thursday, September 1, 2011

Para Panglima Islam penahluk Dunia



Meluasnya wilayah dakwah Islam tak lepas dari peran para panglima Islam. Dengan keberanian, kecerdasan, dan semangatnya, mereka berhasil menaklukan daerah-daerah baru dan tunduk kepada aturan Islam. Siapa saja mereka ? berikut di antara para panglima itu.

Khalid bin Walid

Sebelum memeluk Islam, Khalid sempat menjadi panglima perang kaum Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavelerinya. Pasca perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada tahun 628 M, Khalid memutuskan masuk Islam. Tiga tahun berselang, untuk pertama kalinya ia bergabung dalam pasukan Islam dalam pertempuran yang cukup penting, yakni pertempuran Mut’ah.
Dalam pertempuran tersebut, ia menjadi prajurit biasa bersama 3.000 pasukan Madinah lainnya menghadapi sekitar 200 ribu pasukan Romawi Timur. Di tengah pertempuran yang berlangsung selama tujuh hari ini, ia ditunjuk menjadi panglima karena tewasnya tiga panglima yang sebelumnya telah ditujuk, yaitu Zayd bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Di hari ketujuh perang terakhir dengan mundurnya kedua belah pihak. Dalam pertempuran ini, Khalid mematahkan Sembilan pedangnya yang menunjukkan betapa sengitnya pertempuran antar kedua belah pihak.
Khalifah Abu bakar Ash-Shiddiq kembali meminta Khalid memimpin 18 ribu pasukan Muslim untuk berperang melawan pasukan Persia. Pasukan Muslim yang dipimpinnya berhasil membuat pasukan musuh bertekuk lutut dan menguasai wilayah Persia.

Shalahuddin Al-‘Ayubi

Shalahuddin Al-‘Ayubi atau tepatnya Shalahuddin Yusuf bin ‘Ayyub, terlahir dari sebuah keluarga Kurdish di kota Tikrit (140 km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137 M.
Karirnya naik setelah tentara Zangi yang dipimpin oleh pamannya sendiri, Asasuddin Syirkuh, berhasil memukul mundur pasukan Salib (Crusader) dari perbatasan Mesir dalam serangkaian pertempuran. Ia diangkat menjadi panglima dan gubernur (wazir) menggantikan mendiang pamannya.
Setelah wafatnya Sultan Nuruddin (659 H), Shalahuddin berhasil melebarkan sayap kekuasaan Islam ke Suriah dan utara Mesopotamia. Satu persatu wilayah penting berhasil dikuasainya; Damaskus (pada tahun 1174), Aleppo atau Halb (1138), dan Mosul (1186).
Pada 4 Juli 1187, Shalahuddin beserta pasukannya berhasil mengalahkan tentara Kristen dalam sebuah pertempuran di Hittin, Galilee, dua bulan kemudian (Oktober tahun yang sama), Baitul Maqdis berhasil direbut kembali.

Muhammad Al Fatih

Muhammad Al Fatih lahir pada 20 April 1429 M atau bertepatan dengan 28 Rajab 833 H. ia merupakan putra ketiga Sultan Murab II. Semasa kecil Al-Fatih termasuk anak yang manja dan malas belajar. Setelah ayahnya menghadirkan seorang guru bernama Syaikh Ahmad bin Ismail al-Kurani ia mulai belajar dengan serius. Setelah ayahnya wafat, Al Fatih diangkat menjadi sultan pada usia 21 tahun. Ia memiliki cita-cita besar menaklukan Konstantinopel.
Setelah melalui berbagai persiapan, akhirnya Al-Fatih beserta pasukannya tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul awal 857 H atau 6 April 1453 M. di hadapan tentaranya, Al-Fatih berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Alloh Subhanahu Wata’ala. Dia juga membacakan ayat-ayat al-Qur’an mengenai jihad dan Hadist Rasululloh Shallallahu ‘alaihi Wa sallam tentang kota Konstantinopel. Ini semua memberikan suntikan semangat yang tinggi pada pasukannya.
Setelah melalui rangkaian peperangan, akhirnya cita-cita besar Al-Fatih terwujud, di bawah kekuasaannya nama Konstantinopel diubah menjadi Istambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istanbul seperti yang kita kenal sekarang. Sejak itu, ibu kota Turki Ustmani beralih ke kota ini yang kemudian menjadi pusat peradaban Islam selama beberapa abad.


Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2163393-para-panglima-islam-penakluk-dunia/#ixzz1Wh60DbEL

No comments:

Post a Comment

Clixeria max - Dapat Dollar gratis dari paman sam -- 0.01 $ / click