Monday, October 3, 2011

IMF: Krisis 2011 lebih berbahaya

IMF: Krisis 2011 lebih berbahaya
Ekonomi & Bisnis
WASPADA ONLINE

WASHINGTON - Dana Moneter Internasional atau International Monetery Fund (IMF) mengatakan, sistem keuangan global saat ini lebih rentan daripada krisis yang terjadi sebelumnya pada 2008.

Risiko untuk bank-bank dan pasar keuangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Krisis utang Eropa, mempengaruhi sistem perbankan ke titik di mana bank dapat menarik kembali pinjaman untuk menghemat uang.

Para pemimpin Eropa harus cepat melaksanakan kesepakatan yang dicapai pada Juli dan menyediakan dana talangan dengan fleksibilitas yang lebih. Sementara Amerika Serikat (AS) dan Jepang, harus memulai fase dalam langkah-langkah untuk mengurangi defisit mereka.

"Risiko meningkat, sementara waktu untuk mengatasi kerentanan yang mengancam sistem keuangan global dan pemulihan ekonomi yang berlangsung semakin sempit," ungkap IMF, seperti dikutip dari Associated Press, hari ini.

Adapun pada akhir pekan ini, 187 negara akan mengadakan pertemuan di Washington. Pertemuan ini, akan dihadiri oleh Menteri keuangan serta gubernur bank sentral dari seluruh dunia.

IMF sendiri telah mendesak para pemimpin Eropa untuk menyelesaikan masalah keuangan, yang saat ini menjadi ancaman utama bagi perekonomian global. Selain itu, pertengkaran politik antara pemimpin Eropa, telah mengganggu kemampuan wilayah itu untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.

Selain itu, bank-bank Eropa yang memegang sejumlah besar obligasi Yunani dan pemerintah lainnya yang bermasalah, harus meningkatkan cadangan modal mereka. Itu akan melindungi mereka dalam kasus obligasi atau juga bisa melindungi Yunani dari default.

Bagaimanakah nasib Dow Jones dan IHSG dalam kuartal keempat tahun ini?

Bagaimanakah nasib Dow Jones dan IHSG dalam kuartal keempat tahun ini?

sumber : kontan online
Pertama-tama saya langsung ingin menyampaikan bahwa saya tetap berpendapat kondisi perekonomian akan menjadi lebih buruk dulu sebelum agak sedikit membaik pada akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012.  Selain itu, dalam artikel ini saya juga ingin mengajak Anda untuk bersikap kritis maupun skeptis agar mempunyai pengertian yang lebih luas mengenai berbagai ancaman yang dapat menekan bursa saham dunia dalam jangka menengah-panjang.
Mari kita melihat terlebih dahulu mengapa bursa saham AS, Eropa dan Asia belum mampu untuk bangkit kembali sampai saat ini:
  • Resiko bahwa negara maju akan mengalami RESESI lagi makin hari makin tinggi.  Bahkan “a recession is at this point unavoidable,” demikian NYU Professor Nouriel Roubini menulis. Coba renungkan saja apakah perekonomian dunia cenderung membaik atau memburuk belakangan ini?  Hanya hal yang paling gawat adalah: Apakah pelambatan ini tidak akan terlalu tajam atau justru lebih parah daripada krisis keuangan sebelumnya selama 2008-09? Kini indeks manufaktur maupun jasa Eropa terkontraksi untuk pertama kali dalam 2 tahun terakhir.  Di samping itu Jepang dan Cina pun kembali terbenam di zona kontraksinya (atau di bawah 50), yang memberikan indikasi bagi pelaku pasar perdagangan internasional mulai terhambat.  Karena Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar di dunia dan Cina sangat bergantung kepada ekspor, jangan heran banyak orang bertanya-tanya apakah data tersebut bisa diperlakukan sebagai pendahuluan untuk sebuah resesi global. Maka perhatikan dengan seksama data manufaktur AS yang akan dirilis pada malam hari ini.  Apabila sektor manufaktur di AS ternyata ikut terkontraksi, berarti keempat perekonomian terpenting – yang mewakili lebih dari 50% PDB dunia – sedang melemah!
  • Investor kecewa the Fed hanya mengumumkan ‘Operation Twist’, yang sama sekali tidak menambah likuiditas ke sistem keuangan.  Selanjutnya, pelaku pasar juga bertambah bearish setelah membaca pernyataan dari bank sentral AS yang mengakui bahwa ada “significant downside risks” in the economy.  Jadi pada akhirnya “the market’s reaction is like a child throwing a tantrum after not getting what it wanted from daddy,” pedagang emas Hal Paxton menyindir dengan tepat pada tanggal 22 September lalu. Tetapi … meskipun segala tindakan dari the Fed (seperti menurunkan tingkat suku bunga ke 0% hingga 0,25% dan mencetak uang untuk QE1 maupun QE2) tidak berhasil memulihkan kondisi perekonomian, apakah Anda benar-benar berkeyakinan mereka akan berhenti mencobanya?  Tentunya tidak, Chairman Ben Bernanke pada saat ini hanya menunggu alasan yang tepat untuk memberikan pelonggaran moneter berikutnya, mengingat QE2 dianggap gagal. Kira-kira dalih apa yang dibutuhkan oleh anggota FOMC untuk bertindak lagi?  Apakah itu bursa saham yang anjlok, pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang menurun drastis, atau keduanya secara bersamaan?
  • Stimulus moneter di CINA tertahan untuk sementara waktu sebab Negeri Tirai Bambu masih menghadapi inflasi yang tinggi, suatu bubble di pasar properti dan negative real interest rates.  Bahkan berhubungan suku bunga riil begitu rendah, jumlah deposito di 4 bank terbesar Cina telah menyusut senilai 420 milyar yuan atau $65.7 billion dari 1 hingga 15 September lalu. Selain itu, transaksi tanah dalam 133 kota jatuh 14 persen pada Agustus MoM, dan harga rumah baru turun pada 16 dari 70 kota menurut data pemerintah.  Pendek kata, Zhang dari Nomura mengatakan, “We’re reaching a tipping point where land sales are dropping much faster than before, developers are losing more access to bank financing, and housing prices are showing weakness.” Apakah ini merupakan tanda bahwa pasar properti di Cina akan crash seperti di Amerika Serikat, dan menyebabkan sebuah “domino effect” dimana makin banyak property developers memangkas harga jual mereka untuk memperoleh uang tunai?  Sebagai buktinya, harga tanah di ibu kota Beijing merosot 76% pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya sementara di Guangzhou harganya anjlok 53 persen, menurut Soufun Holdings Ltd. yang mempunyai real-estate website terbesar di Cina!
Kekisruhan menghantam Eropa
“The cancer that is Europe and the European banking system continues. They don’t understand how to play the game that they have brought themselves into and so they are going to flail until somehow the market forces them to either print money to kick the can down the road or implode.”
-Bill Fleckenstein, President of Fleckenstein Capital-
Kini ada dua kelompok di Uni Eropa: negara yang menerapkan kebijakan fiskal yang cukup ketat (seperti Jerman, Belanda maupun Finlandia), dan negara yang cenderung terlalu boros dari segi pengeluaran pemerintahnya (seperti the PIIGS).  Maka jangan terkejut apabila kadang-kadang ke-17 negara anggota Uni Eropa tidak selalu sepaham tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan krisis hutang yang sedang berlangsung.
Menurut hemat saya, belakangan ini justru muncul makin banyak pertanyaan dari pada jawaban yang konkret ataupun penanganan yang komprehensif dan mendasar mengenai hal tersebut.  Coba saja untuk menjawab atau memecahkan beberapa problematis berikut ini:
  • Apabila Yunani default atas hutangnya yang bernilai sekitar $500 billion, apakah itu akan terlaksana dengan cara yang rapi atau malahan meningkatkan tekanan terhadap sistem perbankan di Eropa?  Dan … apakah sebuah DOMINO EFFECT dapat menjatuhkan negara yang lainnya, seperti Portugal, Irlandia, Spanyol, Italia, Belgia dan bahkan Prancis?
  • Lembaga pemeringkat S&P belum lama menurunkan credit rating Italia menjadi A dari A+ akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya biaya pinjaman yang akan membuat kesulitan bagi Italia.  Bukankah yield atas obligasi pemerintah akan makin tinggi kedepan apabila peringkat hutang makin diturunkan?  Dan … apakah itu tidak akan makin membebani perekonomian terbesar ketiga di Eropa?
  • Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble mengatakan pada Selasa pekan lalu bahwa penggalangan dana bailout zona euro adalah “ide yang konyol,” dan akan memicu beberapa negara di kawasan ini bisa kehilangan rating AAA mereka. Lalu ketika berbicara tentang memanfaatkan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa atau European Financial Stability Facility (EFSF) untuk publik dua pekan lalu, lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa memicu penurunan peringkat untuk Jerman dan Prancis.  Sebagai buktinya, kekhawatiran mengenai resiko sistemik dan penularan telah mendorong harga default insurance atau CDS untuk hutang pemerintah Jerman maupun Prancis ke level tertingginya.
  • Pembuat kebijakan di Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk “leverage up” EFSF agar cukup besar untuk mengatasi pembiayaan Spanyol dan Italia jika dibutuhkan.  Pada saat ini, the EFSF telah mengucurkan setidaknya 142 milyar euro dalam bailout dari Yunani, Irlandia dan Portugal.  Dengan demikian, hanya 298 milyar euro tersisa dalam dana penyelamatan sebesar 440 milyar euro. Kemudian menurut estimasi terakhir, suatu bailout package untuk Spanyol dapat bernilai hingga 290 milyar euro sedangkan untuk Italia sekitar 490 milyar euro.  Maka sebuah pelipatgandaan dari EFSF sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan investor. Namun dari mana uangnya berasal untuk menaikkan firepower atau amunisi dari EFSF?  Apakah lewat the European Central Bank (ECB) dengan mencetak uang baru, atau dari masing-masing negara anggota Uni Eropa?  Dan … apakah langkah tersebut akan efektif atau malahan menciptakan lebih banyak masalah lagi?
  • Bank Eropa kedepan perlu direkapitulasi dengan puluhan milyar euro untuk meyakinkan kembali pasar bahwa sebuah default dari Yunani atau Portugal misalnya tidak akan mempercepat sebuah krisis keuangan sistemik.  Sebagai contohnya, terutama bank besar di Prancis seperti Crédit Agricole dan Société Générale memiliki banyak sekali “hutang beracun”, dan dengan $3.6 trillion aset diantara mereka merupakan yang terbesar di dunia.
  • Di satu sisi, spekulasi bahwa ECB kemungkinan akan memangkas suku bunga untuk mendongkrak perekonomian mulai muncul setelah Ewald Nowotny, anggota Dewan Kehormatan ECB, mengatakan bahwa langkah pelonggaran moneter tidak dapat dikesampingkan. Hal ini memunculkan spekulasi kemungkinan dilakukan pemangkasan 50 basis poin pada sidang ECB 6 Oktober mendatang.  Namun … di sisi lain data inflasi atau CPI di Jerman untuk bulan Agustus ternyata naik ke 2,8% dan dengan demikian mencetak level tertingginya sejak bulan September 2008.  Oleh karena itu, sungguh tidak akan mudah untuk menurunkan tingkat suku bunga dengan inflasi yang setinggi itu!
  • Akhirnya banyak orang belakangan ini menyerukan bahwa Uni Eropa, yang merupakan suatu economic and monetary union of countries, sebaiknya menjadi sebuah debt union.  Artinya setiap orang Jerman misalnya terpaksa menanggung hutang Yunani dan sebagainya.  Apakah, menurut Anda, hal itu akan diterima begitu saja atau justru berpeluang memicu sebuah revolusi demokratis yang menolak penambahan hutang secara terus-menerus?
Nah, apakah sekarang sudah makin bingung atau makin percaya bahwa krisis hutang ini akan segera terselesaikan?  Jika yang pertama, berarti saya berhasil menunjukkan kepada Anda bahwa perjalanan yang berat ini masih akan panjang kedepan.
Apakah sentimen yang bearish dapat menopang bursa saham?
John Gray dari Investors Intelligence membuat analisa yang sangat cermat mengenai sentimen di pasar akhir-akhir ini:
“Normally when you start to see the number of bears exceed the number of bulls, and we have seen that by a modest margin the past three weeks, that generally signals the end of a correction or at least the area of a bottom.  That is also what we saw at the end of August, 2010, after about three and a half months of sideways trading at that time.”
“We have currently had about two months of that sideways action, although it has taken place after a more significant decline than we saw in the spring of 2010.  So it’s possible that we could develop a greater period of bearishness, especially since we don’t have the likelihood of the stimuli that we had last September, which pushed the markets up so sharply.”
“So we could see another test of the recent index lows and if they break below those levels, then we would see an even greater shift towards bearish pessimism, which would most likely cement a low and set up, at the very least, a tremendous counter-trend rally or larger market advance.”
Seperti dapat Anda lihat pada Advisors Sentiment indicator dari Investors Intelligence diatas ini, kini jumlah bears mengungguli jumlah bulls, yaitu 40,9% dibandingkan 37,6%.  Maka John Gray menyimpulkan:
“Although this type of market action is typical, with the current levels of pessimism, you often see one last leg of selling to the downside to shake out the people who had been expecting a rebound.  Of course, that selling crescendo would also be accompanied by an increase in bears and that’s exactly what happened at the end of 2010.  At that time the bulls also dropped below the 30% level for the first time since April of 2009.”
“We currently haven’t had as many people bearish as we had last summer (when you look at the above chart), so that’s what I’m talking about when I say we could have one more leg down for these markets.”
Technical outlook
Apabila Anda meneliti grafik harian dibawah ini dengan seksama, Anda pasti langsung akan melihat descending triangle yang terbentuk secara sempurna.  Support dari segitiga tersebut kini terletak di sekitar 10600 sedangkan resistance turun terus seiring dengan downtrend line yang menahan setiap rebound.
Pada umumnya suatu descending triangle akhirnya memecahkan support-nya, dan hanya merupakan sebuah pit stop atau konsolidasi sebelum harganya berlanjut menurun.
Grafik disamping ini, yang saya pernah tampilkan sebelumnya dalam salah satu artikel, menunjukkan bahwa target koreksi adalah sekitar 9055 berdasarkan pola bendera yang sudah ditembus ke bawah.  Jadi jangan lupa untuk memperketat stop loss apabila Anda mempunyai posisi beli di Asian stock indices atau memiliki saham di BEI yang Anda memperdagangkan dalam jangka pendek.








IHSG pun sedang membentuk lower highs dan lower lows, maka trennya untuk saat ini tetap jelas turun (lihat daily chart dibawah ini).  Orang yang mengatakan sebaliknya perlu dihindari dan benar-benar tidak memahami bagaimana caranya menginterpretasikan sebuah grafik.
Kemudian pertanyaan yang selalu muncul adalah, “Apakah koreksi ini telah selesai atau bursa saham Indonesia masih dapat melemah lebih lanjut?”  Mungkin saya harus mengecewakan sebagian orang yang membaca artikel ini, tetapi IHSG memang berpeluang menuju ke sekitar 3000 terlebih dahulu, yang merupakan 38.2% fibonacci retracement dari kenaikan sebelumnya dari 1089.340 hingga 4195.724 (lihat grafik dibawah ini).
Meskipun demikian, saya berpendapat bahwa gelombang jual pada bulan Oktober dan/atau November akan mengakhiri penurunan dalam jangka menengah dan membentuk sebuah medium-term low.  Maka apabila Anda sedang mencari entry point yang bagus untuk mengakumulasi (indeks) saham, kemungkinan Anda tidak akan perlu menunggu terlalu lama lagi.
Prediksi sampai dengan semester pertama 2012
Berdasarkan fakta dan data ekonomi yang terkini, saya akan coba memberanikan diri untuk membuat suatu skenario yang kemungkinan akan terjadi dalam beberapa kuartal yang akan datang:
  • Apabila terjadi sebuah CRASH di bursa saham dunia dalam dua bulan kedepan, the Fed – bersamaan dengan ECB, BoE, BoJ dan SNB – mungkin secara tergesa-gesa akan kembali menerapkan program quantitative easing.  Kemudian negara-negara yang tergabung dalam G20 telah sepakat untuk melindungi stabilitas pasar finansial dan bank-bank sentral siap untuk menyediakan likuiditas yang dibutuhkan perbankan.  Rencana aksi itu akan disiapkan pada pertemuan pemimpin G20 di Cannes, Prancis pada 3-4 November mendatang, jadi tandai tanggal tersebut pada agenda Anda!
  • Setelah bank sentral dan pembuat kebijakan bereaksi terhadap krisis hutang publik maupun pelambatan perekonomian dunia, baik dengan mencetak uang dalam jumlah yang (sangat) besar dan/atau pemangkasan tingkat suku bunga (di Eropa dan Australia?), saya memperkirakan harga aset beresiko seperti saham, komoditas dan mata uang Asia akan kembali menguat.
  • Namun penguatan tersebut kemungkinan tidak akan bertahan terlalu lama, dan paling telat semester kedua 2012 saya berpendapat kita akan memasuki masa yang kelam yang akan (jauh) lebih buruk daripada krisis keuangan selama 2008-09.  Nanti akan saya menulis secara detil dan mendalam mengenai “the Greater Depression” ketika saya mengulas outlook untuk tahun 2012.
Untuk menutup artikel ini saya ingin menambah beberapa paragraf dari salah satu penulis favorit saya, yaitu Bill Bonner dari The Daily Reckoning:
“Every bailout makes the world poorer.  Because it’s clearly bad money after good.  Greece does not suddenly become a good credit risk just because you lend it more money.  And Americans won’t be made richer because the feds offer them more debt at an even cheaper rate!”
“The problem is that doing more of something that doesn’t work is not a good idea.  When you lose money on every sale you can’t make it up on volume!  Nor is it a good idea to put more money into an investment that isn’t paying off … or to allocate more resources to an industry that stopped producing real benefits a generation ago.”
“They want to continue to bailout, subsidize, give credit where it isn’t due, and otherwise funnel huge amounts of money to worn out, unproductive institutions.  And for what?  So they can avoid “a catastrophic collapse.”
“Well, here at The Daily Reckoning we say ‘bring it on.’  Let’s have that catastrophic collapse and get it over with.  Better now than later.  It will only be worse if it is postponed.”
Seperti biasa, hope for the best but prepare for the worst.  Selamat berinvestasi di bursa saham Indonesia dan/atau indeks saham AS maupun Asia, dan semoga sehat dan sukses selalu!

Laba Bton naik 24.17 %

Laporan Keuangan Semester I-2011
Laba BTON Terkerek 24,17%
Headline
nme.com
Oleh: Charles MS
Pasar Modal -
INILAH.COM, Jakarta - PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 24,17% menjadi Rp5,96 miliar pada Semester 1-2011 dari Rp4,8 miliar pada periode serupa 2010.

Kenaikan laba bersih Semester 1-2011 ini disebabkan adanya peningkatan laba usaha menjadi Rp8,83 miliar dari Rp6,67 miliar pada Semester 1-2010. Sementara, beban usaha turun dari Rp2,08 miliar menjadi hanya Rp1,87 miliar.

Penjualan Perseroan Semester 1-2011 juga mengalami kenaikan menjadi Rp68,19 miliar dari Rp63,82 miliar pada periode serupa 2010. Perseroan juga mencatatkan kewajiban sebesar Rp16,68 miliar pada Semester 1-2011, sedang ekuitasnya sebesar Rp79,17 miliar.

Yunani Bakal Hancur, Saham Eropa Bersiap Anjlok

Yunani Bakal Hancur, Saham Eropa Bersiap Anjlok
Headline
stockmarket.info
Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Senin, 3 Oktober 2011 | 12:37 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Saham Eropa diperkirakan akan melemah tajam pada pembukaan perdagangan Senin (3/10) terkait berita bahwa Yunani tidak mencapai target defisit meskipun telah melakukan langkah-langkah penghematan baru.

Mengutip CNBC, saham Asia jatuh dan euro jatuh, sementara emas naik, di mana investor gelisah setelah berita tersebut. Kementerian keuangan Yunani pada Minggu malam mengumumkan perkiraan rancangan anggaran menunjukkan defisit akan lebih besar dari yang diperkirakan di bawah ketentuan kesepakatan penyelamatan tanggal 21 Juli.

Berita itu muncul setelah kabinet Yunani menandatangani langkah-langkah penghematan baru bahkan lebih keras. Pejabat Yunani berharap bahwa kesepakatan tentang langkah-langkah penghematan baru akan dilihat pejabat dari Dana Moneter Internasional, Bank Sentral Eropa dan Uni Eropa dengan menandatangani fase terbaru dari bantuan menurut ketentuan dari paket penyelamatan sebelum mengikuti pembicaraan di Athena selama akhir pekan.
Menteri Keuangan kelompok zona euro akan bertemu di Luxembourg hari ini untuk membahas bagaimana untuk memastikan bahwa Yunani mengimplementasikan reformasi struktural dan apakah atau tidak mengambil ukuran leverage Dana Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), dana yang dibentuk untuk membantu anggota zona euro yang tertekan.

Selama akhir pekan Menteri Keuangan Jerman dalam sebuah wwancaranya dengan media setempat mengatakan tidak akan menyediakan dana lebih untuk EFSF. Itu berarti Jerman hanya akan menambah hingga 410 miliar euro ($ 543 miliar) saja.

Gubernur bank sentral Prancis dan anggota dewan ECB Christian Noyer menggemakan Menteri Keuangan Jerman tadi malam, dengan mengatakan tidak akan ada uang lagi untuk dana tersebut. "Apakah jumlah yang cukup besar adalah masalah pendapat," Noyer mengatakan dalam sebuah pidato. "Ini akan menjadi tidak realistis untuk mengharapkan peningkatan EFSF secara sendiri-sendiri tetapi saya terbuka untuk setiap skema yang akan memungkinkan komitmen untuk dimanfaatkan untuk memberikan kapasitas intervensi yang lebih besar."

Sementara itu, Joseph Ackermann, CEO Deutsche Bank dan ketua Institute of International Finance, memperingatkan terhadap amandemen yang diusulkan dari swap utang Yunani. Beberapa pejabat Uni Eropa menuntut potongan utang yang lebih besar untuk investor swasta tetapi Ackerman memperingatkan ini bisa menyebabkan runtuhnya dukungan untuk swap utang dan memiliki konsekuensi perhitungan.

Di Madrid, media The El Mundo melaporkan bahwa bank-bank Spanyol prihatin tentang kesehatan fiskal pemerintah daerah. Media ini menulis bahwa para bankir mengkhawatirkan default, dengan utang jatuh tempo pemerintah daerah sebesar hampir 7 miliar sebelum akhir tahun.

Di Inggris George Osborne, kanselir Inggris diperkirakan akan melakukan pidato tahunan untuk Partai Konservatif untuk mempertahankan program anggaran pemerintahnya. Dalam pidato tersebut, Osborne diperkirakan akan menyampaikan akan membekukan dewan pajak daerah tahun depan.

Bursa asia rontok


Stock News :


General News  


Bursa Asia Rontok, Harga Minyak Turun
SINGAPURA--MICOM: Harga minyak mentah turun menyusul harga saham yang mengalami pelemahan di perdagangan Asia Senin karena penguatan greenback telah membebani pasar minyak.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman November turun 50 sen ke posisi US$78,70 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent North Sea penyerahan November juga turun 77 sen menjadi US$101,99 per barel.

Saham-saham Asia memimpin pasar minyak mentah melemah karena para pedagang lebih memilih dolar AS sebagai tempat berlindung yang aman di tengah pesimistis ekonomi global.

"Pasar global masih terus mengkhawatirkan seputar pertumbuhan ekonomi terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Karena kekhawatiran atas pasar global," kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura, Senin (3/10).

Bursa Asia terkemuka mencatat penurunan tajam pada awal perdagangan Senin (3/10). Bursa Tokyo dan Hong Kong masing-masing mengalami pelemahan 1,52 dan 3,03 persen karena kecemasan tentang utang Eropa.

Terutama setelah Yunani mengatakan defisit anggarannya meleset dari target Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa. (Ant/OL-9)


http://www.mediaindonesia.com/read/2011/10/03/264919/20/2/Bursa-Asia-Rontok-Harga-Minyak-Turun

Sumber : MEDIA INDONESIA

Clixeria max - Dapat Dollar gratis dari paman sam -- 0.01 $ / click